Entri Populer

Senin, 31 Januari 2011

Sri; Setiap Gayuh Becak Mini, Membawa Rezki.

Tidak seperti kebanyakan becak pada umumnya, becak mini yang tengah digemari anak – anak ini memang di rancang khusus untuk ukuran anak – anak dibawah 10 tahun, lihat saja ukurannya yang berukuran separuh dari becak kebanyakan dan roda yang dipakai pun berasal dari roda sepeda mini agar ringan dikayuh, namun jika kita awas melihat situasi yang ada, jelas keberadaan becak mini ini sangat menguntungkan, seperti hal yang dilakukan oleh Sri (28) yang mengaku bahwa kehidupannya tergantung dengan becak mungil tersebut.

Sri yang merupakan warga Jl. Sandiwelang ini mengatakan, dalam satu hari ia mampu meraup keuntungan sampai dengan Rp. 50 ribu, itupun tergantung dari situasi yang ada, jika musim penghujan datang ataupun jika matahari terlalu menyengat tubuh pundi – pundi keuntungan yang di hasilkan juga semakin sedikit, “tergantung dengan keadaan cuaca juga, biasanya kalau hari hujan atau hari terlalu panas, paling besar saya mendapatkan uang sebesar Rp. 25 ribu, malahan kadang juga kurang dari situ,” terangnya.

Ia mengungkapkan, semenjak ditinggalkan oleh Almarhumnya 3 tahun yang lalu, yakni tahun 2008 silam, semenjak itu pula ia mulai melirik dunia becak mini untuk dijadikan tumpuannya mencari nafkah, hal ini dilakukannya demi menghidupi anak semata wayangnya bernama Iqbal (5) yang masih duduk di taman kanak – kanak, “saya pikir, jika saya berjualan makanan kalau tidak laku nanti akan basi, apalagi sejak saya pergi ke tempat orang tua saya (di jawa) saya tertarik dengan becak mini, sebab antusiasme anak – anak di sana sangat baik sekali dengan adanya becak mini ini,” ujar Sri saat di temui di blok Rusun 24 ilir kemarin (27/1).

Bermodal uang sebesar Rp 2 juta dari sisa peninggalan almarhum suaminya, Sri nekad menghabiskan uang tersebut untuk membeli 4 buah becak mini yang di bawa dari Jawa ke Palembang, namun hal tersebut tidak sia – sia, bak gayung bersambut dengan 4 buah becak mini yang dimilikinya sekarang, ia mampu menghidupi dirinya serta anaknya, “alhamdullilah, ternyata antusiasme anak – anak di Palembang sama besar seperti di Jawa,” beber Sri.

Namun dalam menjalankan sebuah usaha tidak selamanya berjalan mulus, 4 buah becak mini yang dimilikinya ini pun mengalami nasib yang serupa, terkadang kata Sri becak miliknya ini sering mengalami kerusakan seperti, pecah ban, putus rantai, dll, “ kalau kerusakkannya tidak terlalu berat, biasanya saya membetulkannya sendiri, namun jika sudah sangat parah maka terpaksa harus di bawa ke bengkel,” kata Sri sambil melirik jam di tangannya untuk memastikan bahwa tidak ada kelebihan atau kekurangan waktu yang di kenakan bagi setiap anak yang menyewa becak mini punyanya.

Untuk satu unit becak mini sendiri, anak – anak hanya dikenakan sebesar Rp 1000/jam, dalam waktu penyewaan tersebut kata Sri, setiap anak diperbolehkan mengayuh becak tersebut kemana saja, asalkan tidak ke tempat – tempat berbahaya seperti halnya membawa becak ke jalan raya.

Hal senada diungkapkan oleh Andi (10), siswa kelas 5 SD ini mengatakan, bahwa dirinya senang mengayuh becakmini tersebut. Bersama rekan – rekannya Dimas, Rizki, dan Gilang, Andi mengungkapkan, selain mengeluarkan uang untuk menyewa becak mini perjam-nya, ia pun dapat menghasilkan uang dengan mengayuh becak yang berukuran mungil tersebut, “kadang kami juga menarik penumpang seperti halnya jika ada adik – adik yang mau pergi ke masjid untuk mengaji, sekali tarik kita kasih tariff sebesar Rp 500,” imbuhnya.

Uang yang dihasilkan dari menarik penumpang tersebut, kata Andi digunakan untuk menambah uang saku untuk kesekolah, namun lanjutnya, mengayuh becak mini ini hanya dianggap sebagai “iseng – iseng” saja, pasalnya Andi mengatakan, Pendidikan tinggi merupakan prioritas utama, “iseng – iseng saja mba, sekalian uangnya untuk menambah uang jajan kesekolah, namun kalau untuk di seriuskan menjadi tukang becak, kami jelas tidak mau, sebab kami sudah memiliki cita – cita untuk menjadi orang yang sukses,” ujar Andi bersamaan dengan ketiga rekannya. (Febri).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar