Tidak bisa di pungkiri keberhasilan kota Palembang saat ini
memang patut di ajungi jempol, lihat saja dengan banyaknya piala Adipura yang
berjejer menghiasi citra kota Palembang sebagai kota yang Bersih, ditambah lagi
pada Tahun 2010 silam, Salah satu taman kota, Taman Kambang Iwak, dicap menjadi
taman terbaik di Indonesia. Jadi sudah sangat wajar jika Pemerintah kota
Palembang berdikari untuk menjadikan kota tua ini sebagai kota terbersih di Asia Tenggara.
Keberhasilan ini tidak terpisahkan dari kinerja Pemkot yang
terus melakukan pembenahan di sana – sini. Pembukaan PON tahun 2004 silam
dijadikan momentum bangkitnya kota Palembang dari keterpurukan, alhasil kota
Palembang yang sering kali di citrakan sebagai kota dengan kriminalitas tinggi
dan kebersihannya yang kurang terurus sebelum tahun 2000an, berubah menjadi
kota internasional yang berbudaya, religius dan
mandiri, di tambah lagi dengan momen Sea Games mendatang, titik keberhasilan
kota Palembang di dengungkan tak lama lagi bakal terwujud.
Namun seribu sayang, kondisi kota
yang “bersih” ini bertolak belakang dengan yang ada di angkasa, jika kita
cermat memperhatikannya lihatlah betapa banyaknya pohon – pohon di kota ini
yang tidak terawat alias “semberawut”.
Salah satu contoh tersebut dapat kita temui di Jl. Dani
Effendi, di sepanjang jalan disana terlihat jelas bahwa pohon – pohon berusia
panjang itu tampak seperti pohon setengah mati, hal ini di karenakan kondisi
pelepah pohon yang dapat roboh sewaktu – waktu jika di terpa angin, “saya
menyayangkan dengan sikap Pemerintah kita, keadaan seperti ini jelas sangat
bertolak belakang dengan dapatnya piala Adipura di kota Palembang,” ujar Aan
warga 20 ilir yang ditemui saat melintas di jalan tersebut.
Menurut Aan, sepatutnya Pemerintah kita malu kepada citra
yang di cap di kota ini sebagai kota yang “Bersih”, apalagi dengan banyaknya
kota tetangga yang melakukan Study banding di kota tua ini, sudah sewajarnya
jika Pemkot mampu untuk bertindak lebih teliti lagi dalam memperhatikan kondisi
saat ini, “sayangnya keindahan di kota ini seperti tidak di perhatikan,
contohnya saja pohon – pohon disini, seperti tidak terurus,” ungkapnya.
Sebaiknya kata Aan, Pemerintah kita jangan hanya
membersihkan kondisi jalan utama pantauan Adipura saja, namun justru menurutnya
Pemerintah juga harus memperhatikan secara seimbang kondisi yang lain selain
jalanan, misalnya kondisi pohon dan sungai, “memang itu tidak termasuk dalam
penilaian Adipura, namun kita berarap Pemerintah kita dapat menepati
komitmennya untuk menjadikan kota ini menjadi kota yang bersih, sesuai dengan
komitmen yang mereka (Pemerintah) usung,” ujarnya.